
Klikdokter.com - Siapa tidak pernah mendengar tentang vitamin C? Paling tidak sekali dalam sehari kita mendengar nama vitamin ini disebut di media elektronik. Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu dari 13 vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita untuk dapat berfungsi dengan baik.

Selain itu, vitamin C juga berperan dalam proses perbaikan luka pada tulang, tulang rawan dan gigi dan gusi. Beberapa sumber menyebutkan bahwa vitamin C juga berperan dalam sistem imunitas tubuh dan memiliki fungsi anti-oksidan. Namun, kedua fungsi tersebut masih merupakan objek penelitian yang terus digali oleh para ahli dan hingga kini belum tercapai satu hasil yang disepakati secara universal.

Sumber-sumber makanan yang mengandung banyak vitamin C, antara lain adalah buah-buahan (jeruk dan keluarga sitrus, stroberi, pepaya, mangga, semangka, nanas) dan sayur-sayuran (tomat, brokoli, sayuran hijau, kentang, kol, sawi).
Karena sifatnya yang larut air, maka vitamin C yang tidak digunakan oleh tubuh akan dibuang melalui urin dan tidak disimpan dalam tubuh. Untuk itulah, kita membutuhkan asupan vitamin C secara seimbang dan terus-menerus melalui asupan makanan yang mengandung vitamin C.

Berapa banyak Vitamin C yang kita butuhkan?
The Food and Nutrition Board, U.S. National Academy of Sciences telah merumuskan kebutuhan vitamin C yang diperlukan manusia berdasarkan massa otot tiap jenjang usia dan jenis kelamin serta keperluan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini penting, karena jumlah asupan yang berlebihan bukan hanya akan dibuang percuma melalui urin, namun asupan berlebih juga dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Perlukah asupan suplemen vitamin C dosis tinggi?
Beberapa orang merasa perlu untuk mengonsumsi suplemen vitamin C dalam dosis tinggi karena mereka percaya, semakin besar asupan semakin memberikan manfaat. Namun, hingga saat ini belum ada hasil penelitian yang mendukung hal tersebut. Terlebih lagi, karena vitamin C tidak dapat disimpan oleh tubuh maka yang tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dibuang langsung oleh ginjal kita ke dalam urin.

The Food and Nutrition Board, U.S. National Academy of Sciences menetapkan bahwa batas maksimum vitamin C yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh dan tidak memberikan efek samping paling tidak 2000 mg per hari. Namun, lebih aman bagi kesehatan untuk mengonsumsi vitamin C kurang dari 1000 mg per hari. Untuk itu, bila asupan vitamin C telah dapat dicukupi oleh konsumsi makanan sehari-hari, maka suplemen vitamin C berlebihan tidak diperlukan.
Konsumsi vitamin C lebih dari 1000 mg per hari dapat menyebabkan mual, gangguan sistem pencernaan, kram perut, diare, dan meskipun mekanismenya belum jelas kemungkinan faktor terjadinya batu ginjal meningkat. Perlu diingat, bahwa dampak negatif tersebut banyak ditemukan pada konsumsi suplemen vitamin C bukan pada konsumsi natural dari bahan makanan.

ditulis ulang by :Indra putra
sumber:http://www.klikdokter.com/article/detail/1503193
Tidak ada komentar:
Posting Komentar