Antara Gempa Jawa dan Kampung Naga

Gempa bumi tektonik yang terjadi pada tanggal 2 September 2009 pada pukul 14:35 WIB , yang berskala 7.3 SR yang terjadi 142 km barat daya Tasikmalaya dan getarannya mencapai daerah Jabotabek ,gempa ini telah memakan banyak korban jiwa, dan bangunan runtuh di daerah Jawa barat , tapi apa hubungannya bencana gempa bumi dengan kampung naga ? Sebuah kampung yang katanya sangat terisolir dan dianggap primitif ini

Sekilas memang tidak ada hubungannya , tapi kalau kita coba telisik lebih dalam lagi ternyata tidak satupun bangunan rumah penduduk yang runtuh bahkan rusak sedikit pun tidak , sedangkan kawasan selain Kampung Naga banyak yang runtuh ,yaitu di luar Kampung Naga masih satu Kecamatan Salawu, dari data Radio telekomunikasi jumlah bangunan rumah warga yang rusak berat sebanyak 80 rumah, satu masjid rusak berat.

Fenomena yang terjadi ini bukan sulap bukan pula sihir namun karena kampung Naga memiliki struktur dan pondasi bangunan didesain dengan filosofi adat Sunda yang hanya terbuat dari bambu dan kayu beratap ijuk. filosofi tersebut sangat menyatu dengan alam sehingga sangat fleksibel untuk menahan gempa sampai dengan lebih 10.5SR

Jadi sekarang kita bisa menyimpulkan bahwa ternyata filosofi arsitektur rumah adat Sunda dan rumah adat suku - suku lainnya yang tersebar di Indonesia sangat tahan gempa dan sudah saatnya pemerintah juga harus mematenkan nya supaya tidak terjadi lagi karya bangsa yang sangat unik ini diakui milik bangsa lain seperti yang terjadi belakangan ini

Dari kejadian gempa ini kita dapat banyak belajar , ternyata bangunan rumah adat dan filosofi designnya lebih tahan gempa daripada rumah modern ,dan semoga saja kedepannya banyak dikembangkan bangunan perumahan dengan konsep filosofi dan design rumah -rumah adat Indonesia , selain indah dilihat juga tahan gempa