Posting ini akan membahas bagaimana mendeterminasi COST Vs EXPENSE, anda juga bisa mendapat sebuah free tool, yaitu: EFFECIENCY CALCULATOR melalui sebuah contest terkait dengan topic ini. Yang akan saya bicarakan bukanlah mengenai penggunaan istilah "cost" atau "kos" atau "biaya" atau "beban". Itu sudah dibahas oleh senior kita Pak Suwarjono. Saya tidak bermaksud menyaingi beliau. Saya yakin anda juga sudah membacanya.
Yang akan saya bahas adalah sisi penerapannya, yaitu: Bagaimana mendeterminasi (menentukan) apakah suatu pengeluaran termasuk "Cost" atau "Expense" (bahasa international), regardless apakah dalam bahasa ibu kita disebut "kos" atau "Kos-kos-an", "Akuntansi Biaya" atau "Akuntansi Biayakan" (bahasa jawa ala Pak Suwarjono). Beyond pro's-con's tersebut.
Ini juga bukan sebuah "kajian empiric" yang biasanya memakai judul "Blah Blah Blah... at a Glance", itulah sebabnya mengapa saya tidak memakai judul "Cost and Expense Determination at a Glance". Itu terlalu sakral buat saya. Yang ringan-ringan dan santai saja (kalau bisa sesederhana mungkin, mudah dipahami tapi bisa di aplikasikan secara nyata).
Di blog ini anda banyak menjumpai penggunaan istilah asing. Mungkin bagi sebagian orang itu "sok keren" atau "kurang nasionalis", boleh-boleh saja dipandang begitu. Yang penting maksud saya bukanlah demikian. Tetapi jujur saja, saya merasa lebih nyaman memakainya. Bagi rekan-rekan yang terkadang malah menjadi sulit memahami karena istilah-istilah asing yang dipakai, saya mohon maaf, dan saya yakin jika dibiasakan akan menjadi biasa.
Benar yang dikatakan oleh Pak Suwarjono, alih bahasa (translation) bahasa akuntansi yang aslinya memang tidak berasal dari rumpun melayu, kemudian ditranslasikan menjadi bahasa melayu, menimbulkan kerancuan yang lumayan serius. Akibatnya, pembelajaran akuntansi menjadi sesuatu yang sulit, hanya karena pemaparan yang bahasanya sangat tingkat tinggi, sangat ilmiah. Saya pribadi (maaf) tidak setuju jika pemahaman di kebelakangkan hanya untuk menjaga supaya literature-literature, karya-karya ilmiah, jurnal-jurnal akuntansi tidak "kehilangan pamor (=wibawa?) hanya gara-gara tidak menggunakan gaya bahasa, dan gaya pembahasan karya ilmiah yang baku. Hmmm... buat saya itu "pemikiran konservative" yang rada-rada (maaf) "naif". Come on, we've been on "21th" century now, it is "Lean Accounting Era now"!. Maaf jika ada yang insulted. I don't meant it.
Cukup mengenai penggunaan bahasa akuntansi, that is not our main focus here.
Dari jawaban quiz untuk mendapatkan "Spreadsheet Cash Flow-Free" yang sudah berlangsung kemaren (sekarang soalnya sudah saya ganti), kita sudah melihat pemikiran tentang cost vs expense ternyata beraneka ragam. Lain orang lain pengertian (pemahaman-nya). Padahal mendeterminasi cost dan expense hampir kita lakukan setiap menit di accounting (itu artinya critical). Terdorong oleh hal tersebutlah maka saya membahas topic ini.
Okay, kita langsung ke persoalan: Bagaimana mendeterminasi "Cost" dan "Expense". Agar mudah dipahami, saya akan memakai gambar-gambar dan bagan sederhana, mudah-mudahan bisa mempermudah.
Gambar dan Bagan-1:
Apa ini?, yupz benar ini adalah baut (bolt), sekarang coba analyze: apakah pengeluaran untuk memperoleh benda ini termasuk cost atau expense? Mungkin ada yang spontan menjawab "expense!" mungkin ada yang bilang "belum tentu..." sambil mengerutkan dahi. Belum tentu bagaimana? "tergantung", tergantung bagaimana?.... hmmm mikir dahulu pastinya :-) saya juga begitu. Tetapi coba kita lihat bagan dibawah ini:
Penjelasan Bagan-1 (di atas):
Bagi toko bangunan expenditure (pengeluaran) untuk memperoleh baut-baut tersebut dari pabrik baut adalah "Cost", tetapi bagi anda (atau siapa saja) yang membeli baut di toko bangunan untuk mengencangkan roda sepeda mini si kecil dirumah, pengeluaran tersebut adalah "expense".
Kesimpulan apa yang bisa ditarik disini? Dari gamabar dan bagan-1 di atas, ada kesan bahwa; bagi toko bangunan itu disebut cost karena belinya dalam jumlah banyak (bulk quantity), uang yang dikeluarkan (disbursed) pun pastinya banyak, sedangkan bagi anda itu adalah expense karena anda membeli baut hanya 2 biji dan bayarnya pakai uang kepeng (read:sedikit). Ada kesan seolah-olah "materiality" adalah penentu apakah suatu expenditure (pengeluaran) tergolong cost atau expense. Apakah benar demikian?. Mari kita lihat gambar dan bagan berikutnya...............
Bagan dan Gambar-2:
Yup, anda tidak salah; ini adalah gambar sebuah Polo-shirt dan tank top. Anda membeli 2 potong pakian (Polo Shirt dan Tank Top) dari sebuah toko sport clothes, sekali lagi, jumlahnya hanya 2 pieces. Bayarnyapun tidak banyak. Akan tetapi ternyata anda menjual 2 potong pakian tersebut kepada rekan atau tetangga anda, karena anda memang melayani jual-beli pakian secara eceran di komplek perumahan dimana anda tinggal. So, buat anda pengeluaran untuk memperoleh pakian tersebut dari toko adalah "Cost", sedangkan bagi teman (tetangga) anda yang membeli pakaian polo-shirt itu untuk main golf besok adalah "expense".
Dari bagan-2 di atas, ada kesan seolah-olah cost atau expense tersebut ukurannya adalah inventory (persediaan barang jadi atau raw material), bila itu barang persediaan untuk dijual kembali maka itu cost, jika tidak maka itu expense. Apakah benar begitu? mari kita lanjutkan ke gambar dan bagan berikutnya.........
Gambar dan bagan-3:
Ini adalah tuts piano (untuk mewakili gambar piano. Bagi seorang "Professional Piano Perforamer" yang biasa tampil di concenert-concert (commercial events), pengeluaran untuk membeli piano adalah "Cost", sedangkan bagi gadis cilik yang dibawahnya, yang main piano hanya untuk main di rumah saja, pengeluaran untuk membeli piano adalah "Expense".
Kesimpulan
Dari ketiga bagan di atas saya berharap anda sudah mendapat kesimpulan yang mendekati sempurna. Apa kesimpulannya?
[1]. Suatu expenditure (pengeluaran) disebut "Cost" apabila atas pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang nantinya bisa mendatangkan cash atau potensi cash kembali. Kembalinya cash bisa dalam jangka pendek (misalnya: inventory, contoh: pembelian baut oleh toko bangunan atau pembelian polo shirt oleh anda), atau dalam jangka panjang (misalnya: aktiva tetap, contoh: pembelian piano). Terlepas apakah itu bulk purchase atau tidak, apakah itu inventory atau bukan, apakah itu langsung dibebankan ke Cost of Goods Sold atau dialokasikan melalui Penyusutan (depreciation) atau amortisasi.
[2]. Suatu expenditure (pengaluaran) disebut "Expense" apabila kebalikan dari yang diatas, artinya pengeluaran tersebut dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang tidak berpotensi menghasilkan cash kembali (alias keluar begitu saja, pergi selamanya tanpa pesan :P ).
source:
http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2008/05/determinasi-cost-expense-terapan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar