Sebelum saya memiliki anak, saya memiliki daftar “ibu yang baik”. Mungkin Anda juga harus membuatnya. Daftar yang saya buat adalah sebagai berikut
Ketika aku menjadi seorang ibu, aku akan mencintai anak-anakku.
Ketika aku menjadi seorang ibu, aku tidak akan menyakiti anakku secara fisik.
Ketika aku menjadi seorang ibu, aku akan memiliki sebuah rumah yang damai dan penuh cinta.
Daftar tersebut lahir dari pengalaman dan pengharapan saya secara pribadi. Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga yang mengalami didfungsi dan berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama kepada anak-anak saya. Saya sendiri tidak memiliki petunjuk bagaimana untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Ketika anak pertama saya lahir, saya pikir saya adalah ibu terbaik di dunia. Sebagai ibu saya hanya beberapa jam setiap harinya, tetapi ketika bangun harus tetap ceria dan teliti. Tetapi ketika anak saya pertama Leslie baru berumur sepuluh bulan, ternyata saya hamil lagi. Kemudian kami mengetahui bahwa bayinya kembar! Saya baru saja melewati ulang tahun ke 24 ketika Ryan dan Melissa lahir. Namun begitu dokter selesai memotong tali pusar mereka, gelar ibu terbaik di dunia seperti dilucuti dari saya dan saya mulai bergumul dengan masalah pengasuhan anak: mencintai, kurang tidur, dan rasa bersalah.
Saya tentu saja mencintai bayi-bayi saya, tetapi sejalan dengan pertumbuhan mereka daftar “ibu yang baik” tadi diubah. Saya menemukan daftar tersebut ternyata tidak cukup merangkum semuanya. Ditiap tahap pertumbuhan anak-anak saya, ada tantangannya tersendiri. Pada faktanya, kesulitan seorang ibu berbeda-beda ditiap waktu.
Memang baik menentukan target, tetapi saya butuh sesuatu yang lebih. Saya butuh tahu apa yang perlu dilakukan. Jadi saya mulai melihat ulang daftar “ibu yang baik” tadi dan mengubahnya menjadi prinsip-prinsip berikut ini.
Tiga prinsip yang setiap ibu harus tahu.
- Seorang ibu jangan takut untuk meminta tolong
- Seorang ibu terkadang membuat kesalahan, tetapi kita bisa belajar dari kesalahan itu.
- Seorang ibu harus merawat si pengasuh, yaitu dirinya.
Meminta pertolongan
Karena saya tidak memiliki pengetahuan yang kaya bagaimana untuk menjadi orangtua, maka saya mencari bantuan. Saya membaca buku dan majalah tentang pengasuhan anak. Saya juga bertanya kepada para ibu yang saya percaya dan yang anak-anaknya menunjukkan buah dari pola asuh yang baik dan lembut.
Salah satu wanita yang menjadi teladan saya adalah ibu mertua saya. Saya dapat menghubunginya ketika anak-anak saya mulai rewel. Dia akan berdoa bagi anak-anak saya ketika mereka mulai bertumbuh dewasa dan mulai menyetir mobil sendiri atau mulai punya pacar. Meminta bantuan mungkin tidaklah mudah pada awalnya, ada dua pilihan apakah saya bisa berpura-pura semua dalam keadaan terkendali atau jujur dan memohon bantuan.
Ibu, belajarlah dari kesalahanmu
Kita juga bisa melakukan kesalahan, lalu menyalahkan anak-anak Anda atau orang lain, tapi bisa juga belajar dari kesalahan tersebut. Jika Anda mendapati diri Anda menjadi orangtua yang tidak seperti Anda bayangkan, tanyakan empat pertanyaan ini pada diri Anda sendiri:
- Apa yang menyebabkan saya bertindak atau merespon seperti ini?
- Apakah ada cara lain yang lebih baik untuk menangani situasi seperti ini?
- Apa yang bisa saya pelajari dari hal ini?
- Apakah saya menyelesaikan masalah ini bersama dengan anak-anak saya?
Rawatlah diri Anda
Kunci terakhir untuk menciptakan rumah yang penuh cinta adalah dengan merawar diri Anda. Sangat tidak masuk akal jika Anda membuat target namun Anda kelelahan dan kurang tidur. Ketika saya memiliki tiga orang anak yang usianya memasuki dua tahun, saya menyadari jika saya tetap mempertahankan keadaan yang seperti saat itu, mereka dapat membuat saya terkapar.
Saya membutuhkan bantuan. Dalam sebuah acara hari ibu yang dibuat gereja lokal saya, para ibu dengan anak kecil diberi kesempatan untuk istirahat selama beberapa jam tiap minggunya. Para ibu bisa berbelanja ke mall atau pergi berdua dengan pasangannya.
Saya membutuhkan bantuan. Dalam sebuah acara hari ibu yang dibuat gereja lokal saya, para ibu dengan anak kecil diberi kesempatan untuk istirahat selama beberapa jam tiap minggunya. Para ibu bisa berbelanja ke mall atau pergi berdua dengan pasangannya.
Ingatlah bahwa menjadi orangtua itu adalah sebuah proses. Setiap hari Anda bisa belajar untuk menjadi lebih baik lagi sebagai orangtua maupun sebagai seorang pribadi dengan memberi pengaruh positif bagi anak-anak kita.
Penulis : T. Suzanne Eller, pembicara dan penulis buku “The Mom I Want to Be: Rising Above Your Past to Give Your Kids a Great Future.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar