Meminta maaf adalah pekerjaan tersulit dalam kehidupan manusia. Jika mau mengikuti kedagingan kita maka kita sebisa mungkin menghindari mengatakan maaf jika kita berbuat salah. Namun, sebagai orang Kristen, kita “dituntut” untuk belajar rendah hati dan mau mengakui apa yang menjadi kesalahan kita di depan orang lain.
Dalam cara meminta maaf ada dua hal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang pertama adalah cara yang baik (benar) dan yang kedua adalah cara yang buruk (salah). Mengapa cara meminta maaf begitu harus dipersoalkan disini? karena cara meminta maaf tidak bisa terlepas dari motivasi Anda.
Jika Anda benar-benar meminta maaf karena telah melakukan sebuah kesalahan kepada orang tersebut maka Anda tidak akan tertawa-tawa pada saat mengungkapkan rasa bersalah Anda. Anda pasti akan menunjukkan mimik wajah penyesalan.Bila Anda sungguh-sungguh menyesal, intonasi suara Anda juga tidak akan datar-datar saja. Anda tidak akan melakukan pembelaan apapun pada saat orang yang Anda tunggu jawaban permintaan maafnya menyatakan kekesalannya kepada Anda.
Pada saat menyampaikan permintaan maaf, Anda akan menyampaikannya dengan lembut dan tulus.
Sebaliknya, cara meminta maaf yang buruk menunjukkan Anda tidak sungguh-sungguh menyesali kesalahan Anda. Sikap Anda pada saat meminta maaf akan seperti orang yang sedang bercanda – tertawa-tawa saat mengucapkan ‘ saya minta maaf’. Intonasi Anda juga akan terasa datar karena Anda tidak melibatkan perasaan Anda secara penuh. Terkadang, jika sudah merasa dipojokkan, nada suara Anda akan membesar dan kata-kata pembelaan diri akan keluar.
Jangan salahkan orang lain apabila pada saat Anda meminta maaf, ia enggan memberikan maaf pada saat itu. Bisa jadi bukan karena ia tidak mau memberikannya, tetapi cara Anda yang kurang menunjukkan Anda benar-benar menyesali perbuatan Anda. Penilaian apakah kita meminta maaf sudah sungguh-sungguh atau tidak bukanlah diri kita, namun orang yang akan memberikan maaf kepada kita.
Source : Kompas Health
by :Indra putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar