Rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan menjadi sangat langka dewasa ini. Begitu mudahnya menuding orang lain bila ada kegagalan dalam pekerjaan atau proyek; segelintir orang yang mau cepat-cepat mengakui kesalahan. Alasan dicari-cari untuk menyalahkan orang lain. Jarang ada mengatakan, “Ini kesalahan saya.”
Bukan hanya dalam pekerjaan, dalam kehidupan bermasyarakat sikap bertanggung jawab pun termasuk langka. Kepedulian terhadap komunitas lemah. Mulai dari Institusi pemerintahan, media, bahkan hingga pemuka agama mulai memudar rasa tanggung jawabnya. Rasa kebersamaan semakin menipis. Masing-masing menikmati dirinya sendiri; warga hanya memberi secuil perhatian kepada sesama warga.
Anehnya sosok-sosok yang mempertontonkan sikap tidak bertanggung jawab ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi. Pendidikan memang tidak selalu menghasilkan pribadi-pribadi yang bertanggungjawab. Tidak selalu ada relasi yang berbanding lurus antara pendidikan yang diterima dengan sikap bertanggung jawab. Semakin tinggi pendidikan seseorang tidak selalu berarti ia semakin bertanggung jawab. Yang sering terjadi justru sebaliknya; semakin tinggi pendidikannya semakin tidak bertanggung jawab orang tersebut.
Namun, ada juga orang yang berpendidikan rendah, tapi memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Sekalipun sulit, masih ditemukan sosok-sosok yang jujur dengan pendidikan minim. Masih ada yang mengerjakan pekerjaannya dengan tuntas dan benar. Masih ada yang hati-hati dan memikirkan untung rugi atas tindakan yang diambil; masih ada yang menyadari akibat dari tindakan bila tidak mengikuti aturan main.
Bekerja dengan sikap yang penuh tanggung jawab memang bukan karakter yang muncul dengan mudah. Nilai itu harus dilatih dan tidak sedikit godaan untuk bisa meraihnya, khususnya di dunia kerja yang didominasi falsafah Pragmatisme.
Renungan:
1. Evaluasilah bagaimana ada bekerja baik itu di kantor atau di tempat lain. Apakah Anda memiliki rasa tangggung jawab?
2. Bila Anda tertekan oleh situasi, bagaimana Anda bisa tetap menghadirkan ‘professional responsibility’ di pekerjaan Anda?
by :Indra putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar